Kita semua telah tiba di penghujung tahun 2020. Jika di putar kembali ada banyak sekali hal-hal yang terjadi, baik yang memiliki nilai tambah maupun nilai kurang terhadap emosi.
Kita telah dihadapkan pada banyak sekali tantangan. Entah menghadapi permasalahan sekitar atau bergulat dengan emosi dalam diri. Banyak hal yang terjadi dan siapapun yang membaca artikel ini hari ini, atau esok, dan lusa masih diberi kesempatan oleh yang Kuasa untuk menulis lagi lembaran baru.
Sewaktu kecil, aku suka sibuk pada menit menit terakhir akhir tahun. Aku menulis banyak sekali keinginan. Berharap setelah denting menit melewati angka 12 aku bisa punya energi mewujudkan semua mimpiku.
Tahun ini usiaku mendewasa dan pemikiran tentang resolusi harus ditulis di menit terakhir mulai terkikis. Aku menjadi cukup realistis. Bahwa manusia tidak bisa secepat itu memutuskan sebuah rencana. Manusia perlu pertimbangan dan ada banyak hal yang harus dipikirkan.
Beberapa kawan memberikan nasihat, “jangan umbar resolusimu. Biarkan dia mengendap dalam dirimu. Kelak jika sudah tercapai, engkau boleh mengabarkannya pada dunia.” Agaknya aku termakan dengan omongan itu. Aku ingin menjadi manusia diam terhadap inginku.
Beberapa hal masih ada yang belum aku relakan. Beberapa hal lain aku tenggelamkan lebih dalam demi tunas yang tumbuh lebih kuat. Bagi sebagian orang membuat resolusi tidak penting. Tapi bagiku, resolusi adalah janji sekaligus hutang. Resolusi adalah cara ku agar tetap merasa hidup dengan punya tujuan. Aku mencintai resolusi-resolusiku.
Kelak di tahun tahun mendatang aku semogakan agar resolusiku tidak pudar. Agar ia tetap melekat membawaku mencapai apa yang aku butuh dan mau.
Selamat 2020, gelombang mu agaknya telah mendewasakan umat manusia dari nina bobo zaman.
Selamat datang 2021, aku siap memeluk setiap detail kejutan yang kau persembahkan.
♥