Confused and Trapped

Bagikan

Source: https://pin.it/2YSDyBB97

Hai Readers !
Di postingan kali ini, aku mau rubah kata ganti untuk blog ku. Aku nggak mau lagi memakai kata ‘gue’ atau ‘elo’. Awalnya aku dilema, mau pakai kata ganti ‘saya’ atau ‘aku’. Tapi setelah dipikir-pikir, kata ganti ‘saya’ lebih terkesan formal dan kaku, sedangkan aku ingin menghadirkan suasana yang santai namun fokus dalam blog ini. Seperti jenis blog ku yaitu ‘Diary’. So, kata ‘gue’ mulai detik ini akan ditiadakan untuk postingan-postingan selanjutnya. Dan ampunilah aku selaku writer yang plin-plan ini 😀

menyinggung soal kata Diary diatas, maka blog ini dekat dengan isi curcolku sebagai maba. Yes I am. Aku adalah Mahasiswa Baru Univerisitas Negeri Malang tahun 2016 mengambil jurusan KSDP atau Kependidikan Sekolah Dasar dan Pra-Sekolah prodi PGPAUD atau Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, yang bahasa kerennya Early Childhood Education. Dan dipostingan kali ini, aku akan bahas, kenapa aku bisa terdampar dijurusan ini.

Semua bermula ketika demam SNMPTN menyerang, sekolahku yang notabenenya kejuruan dan memiliki murid 1000 lebih memiliki dilema dalam membimbing putra-putrinya yang akan ‘mentas‘ dari sekolah. Para Bapak dan Ibu guru BK sibuk bersosialisasi mengenai cara masuk ke Perguruan Tinggi. mereka mengobarkan semangat agar anak didiknya banyak yang melanjutkan ke Universitas, karena mereka yakin. Dengan bekal ilmu yang lebih banyak, maka peluang menjadi orang sukses akan semakin mudah. Berangkat dari situ, aku termotivasi agar masuk di PTN Favorit. Dalam tahun-tahun ku sebagai pemimpi, aku menginginkan menjadi seorang jurnalis. Entah itu jurnalis surat kabar ataukah jurnalis media elektronik. Yang jelas, aku ingin jadi orang pertama yang tau informansi update dan membaginya dengan dunia. Bagiku jurnalis adalah sesuatu yang keren, jurnalis bisa bekerja dengan banyak tantangan dan pengalaman.

Jujur saja, disekolah aku tidak menemukan seorang partner yang sehati dengan visi ku. Saat aku tanya mereka ingin jadi apa, mereka kebanyakan tersenyum enggan menjawab. Hanya ada beberapa yang optimis dengan cita-citanya. Sisanya pasif.
Aku sendiri termasuk dalam kategori pemimpi, aku selalu percaya dengan mimpiku. Dan begitu lagu Laskar Pelangi oleh Nidji dirilis, aku semakin kuat dan berani untuk bermimpi.

Aku mencari informasi sana-sini tentang jalan menjadi jurnalis, yang paling berperan penting tidak lain adalah mbah google. Mesin pencari yang satu ini turut serta menentukan pilihan yang akan aku ambil. Dikatakan disebuah laman milik orang yang tak ku kenal, bahwa salah satu jalan yang bisa ditempuh adalah dengan mengambil jurusan sastra, selain tentu saja mengambil jurusan jurnalis itu sendiri. Dan lagi, sejak kelas 5 SD aku sudah tertarik dengan puisi dan cerpen. Maka sastra, adalah jalan untuk menjemput mimpiku.

Setelah aku tau apa yang aku inginkan, aku berkonsultasi kepada guru BK tercintaku, beliau bernama Bu Tri. Beliau memberikan saran agar mengambil jurusan yang peluang diterimanya besar, bukan hanya Bu Tri saja, banyak guru-guru lain yang memberikan saran serupa, bukan hanya kepadaku, tapi juga kepada siswa yang lain.
Kepala ku pening lagi. Aku tidak tau bagaimana mencari dan menghitung peluang, aku juga tidak mempunyai kenalan atau pengetahuan yang dalam tentang PTN. Tidak paham tentang ketentuan, syarat, gambaran yang jelas seperti apa. Aku benar-benar pusing dibuatnya. Maka dengan rumus seorang siswa SMK yang berani ambil resiko, aku putuskan mengambil 3 jurusan yang telah dipikir dengan setengah matang. Yaitu Sastra Inggris, Pendidikan Sejarah, dan PGPAUD.

Kenapa PGPAUD dan bukan PGSD? Wahai kawan, bayanganku adalah, guru SD harus menguasai banyak mapel termasuk matematika. Dan aku benci matematika. Maka dengan memperhatikan realitas disekitar bahwa PAUD hanya mengajari dasar, maka kuputuskan pilihan terakhir masuk di PGPAUD. Jadi sudah jelas bukan? Aku disini bukan karena paksaan orang tua, bukan paksaan guru, bukan paksaan siapapun, aku disini karena aku sendiri yang memilih. Tapi aku disini bukan karena aku menyukai anak kecil, bukan karena peduli dengan pendidikan pra-sekolah, bukan juga tertarik dengan prospek kerja. Tapi aku disini karena MENGEJAR PELUANG SNMPTN. Ironi memang. Tapi inilah keputusan dan jalan yang diberikan Allah kepadaku, dan aku harus bertanggung jawab atas ini. 

Artikel Lainnya

Intellectual Properties
lisanurmaulidia

Postingan Intellectual Properties

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis

Read More »