Memikirkan Nasib Perempuan

Bagikan

Source: original photo by author

Hai sahabat, mari kita merenung sejenak. Di era modern yang apa-apa serba gadget ini sudahkan kita sebagai manusia memiliki kesadaran yang peka terhadap sekitar, selayaknya teknologi touchscreen yang kian hari kian sensitive dan mutakhir. Apakah kiranya perasaan kita juga demikian?

Sahabat, bulan april ini adalah bulan kita kaum perempuan. Tapi bukan berarti bulan penyisihan bagi para laki-laki. Tidak. Sama sekali tidak. Laki-laki dan perempuan adalah sama. Seperti yang diperjuangkan pahlawan perempuan kita RA Kartini. Seperti wejangan-wejangan yang menyejukkan hati dari ibu-ibu kita tentang menata sikap dan hati sebagai perempuan yang berbudi. Sahabat, bukan kah perempuan dilahirkan dengn beragam wujud keistimewaan? 

Perempuan adalah makhluk lembut yang senantiasa menyaring segala sesuatunya lewat perasaan ketimbang logika. Jika sudah seperti ini, layak kah kami disebut bodoh? Tidak ! rahim perempuan adalah madrasah pertama bagi putra-putra bangsa. Layaknya yin dan yang. Panas dan dingin. Besar dan kecil. Tinggi dan rendah. Kami perempuan ada, untuk mengimbangi kehidupan para laki-laki. mereka yang bertindak hanya dengan logika, mengesampingkan perasaan dan hati. Sementara perempuan adalah penyeimbang antara kerasnya kepala.

Bicara soal perempuan dan Indonesia, tidak akan bisa lepas dari sebuah sejarah panjang bangsa. Bukan hanya Indonesia tapi untuk bangsa-bangsa lainnya. Perempuan di Indonesia, pada saat ini masih diidentikkan sebagi kekuatan yang dapat merusak. Mengapa demikian? Coba kalian renungkan. Mengapa symbol dan tokoh-tokoh horror selalu perempuan dengan penampilan seram sementara yang menaklukkan adalah laki-laki perkasa. Ini adalah salah satu bukti, bahwa perempuan dianggap perusak dan kekuatannya bisa menghancurkan. Perempuan dianggap berbahaya dan harus dilindungi keberadaannya. Maka dari itu, aktivitas-aktivitas perempuan dibatasi. Seperti jam pulang malam, kedemokrasiannya dalam berorganisasi, melarang mereka berbicara tentang hal yang dianggap tabu oleh masyarakat umum.

Sesungguhnya, penyetaraan hak perempuan tidak hanya berhenti sejak perjuangan RA Kartini berakhhir. Dan dideklarasikannya era emansipasi perempuan. Tidak. Penjajahan terhadap perempuan masih ada dan akan terus ada. Pembodohan-pembodohan itu mudah sekali ditemui. Perempuan adalah makhluk berpendirian lemah, meskipun pemilik prinsip yang kuat sekuat baja. Tapi keyakianannya mudah goyah. Ia akan mudah dirayu dan dibujuk. Maka dari itu, perempuan satu harus membantu perempuan yang lainnya. Agar kesetaraan perempuan tetap ada selamanya. 

Artikel Lainnya

Breath – Park Hyo Shin | Romanized Lyrics

oneul haru swil sumioneul haru swil gosioneulmankeum ireohge tto hanbeon saraga chimdae mite nohadunjinan bame kkun kkumijichin mameul deopeumyeonuneul gamneunda gwaenchanha namdeulgwaneun jogeumeun dareun moyang

Read More »
Intellectual Properties
lisanurmaulidia

Postingan Intellectual Properties

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis

Read More »